MAKASSAR - Pasangan Andi Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) boleh saja "mengobral" janji untuk membebaskan biaya seragam anak sekolah. Tapi Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) justru sudah berhasil menerapkan pendidikan gratis.
Di Gowa misalnya, selain daerah pertama di Indonesia yang menerapkan Perda Pendidikan Gratis di Indonesia saat menjabat bupati, IYL juga diakui sukses menekan angka putus sekolah di kabupaten yang jumlah penduduknya sekitar lima kali lipat lebih besar dibanding Bantaeng.
Di Kabupaten Gowa tak ada istilah pungutan-pungutan di sekolah. Orang tua siswa, sangat merasakan kebijakan itu dari dulu hingga sekarang.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gowa, Muslimin Kila mengatakan, sejak kabupaten ini dinakhodai IYL, sangat besar manfaat yang dirasakan masyarakat khususnya di bidang pendidikan.
"Berkat ketulusan dan keikhlasan dari beliau (IYL) dalam memimpin di Gowa orang tua tidak terkendala biaya karena pendidikan gratis, sehingga angka putus sekolah menurun drastis. Begitu juga inovasi. Kelas Tuntas Berkelanjuan (SKTB) yang mendorong siswa bersaing sehat karena tidak ada sistem tinggal kelas dan guru menjadi motivator di sekolah," ujarnya kepada wartawan, Selasa (6/2/2018).
Selain itu, kata mantan Pengawas Disdik Gowa ini, yang paling berkesan di masyarakat, yakni berkat gebrakannya, Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi siswa di daerahnya.
"Dengan dihapuskannya sistem lulus dan tidak lulus pada UN maka otomatis menghapus ketakutakan orang tua dan siswa menjelang ajang tahunan ini yang cenderung merusak aqidah karena mengunjungi dukung agar bisa lulus dalam ujian akhir," pungkasnya.
Sekadar diketahui, program dan terobosan pendidikan yang dilakukan IYL banyak mengundang decak kagum. Termasuk dari Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Dr Adi Suryadi Culla mengakui jika Gowa layak menjadi percontohan pendidikan, sekaligus kiblat di Indonesia.
Selain itu, Adi Culla meyakini jika program IYL-Cakka di Pilgub Sulsel, khususnya tentang subsidi pendidikan 1,5 triliun per tahun manfaat dan targetnya bisa direalisasikan dengan baik.
Alasannya, di samping IYL dan Cakka punya kemampuan merealisasikan program itu, juga hitungan dan targetnya realistis sesuai aturan perundang-undangan yang ada.
Menurutnya, program seperti ini menarik untuk ditunggu guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kita di Sulsel secara merata.
Di Gowa misalnya, selain daerah pertama di Indonesia yang menerapkan Perda Pendidikan Gratis di Indonesia saat menjabat bupati, IYL juga diakui sukses menekan angka putus sekolah di kabupaten yang jumlah penduduknya sekitar lima kali lipat lebih besar dibanding Bantaeng.
Di Kabupaten Gowa tak ada istilah pungutan-pungutan di sekolah. Orang tua siswa, sangat merasakan kebijakan itu dari dulu hingga sekarang.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gowa, Muslimin Kila mengatakan, sejak kabupaten ini dinakhodai IYL, sangat besar manfaat yang dirasakan masyarakat khususnya di bidang pendidikan.
"Berkat ketulusan dan keikhlasan dari beliau (IYL) dalam memimpin di Gowa orang tua tidak terkendala biaya karena pendidikan gratis, sehingga angka putus sekolah menurun drastis. Begitu juga inovasi. Kelas Tuntas Berkelanjuan (SKTB) yang mendorong siswa bersaing sehat karena tidak ada sistem tinggal kelas dan guru menjadi motivator di sekolah," ujarnya kepada wartawan, Selasa (6/2/2018).
Selain itu, kata mantan Pengawas Disdik Gowa ini, yang paling berkesan di masyarakat, yakni berkat gebrakannya, Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi siswa di daerahnya.
"Dengan dihapuskannya sistem lulus dan tidak lulus pada UN maka otomatis menghapus ketakutakan orang tua dan siswa menjelang ajang tahunan ini yang cenderung merusak aqidah karena mengunjungi dukung agar bisa lulus dalam ujian akhir," pungkasnya.
Sekadar diketahui, program dan terobosan pendidikan yang dilakukan IYL banyak mengundang decak kagum. Termasuk dari Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Dr Adi Suryadi Culla mengakui jika Gowa layak menjadi percontohan pendidikan, sekaligus kiblat di Indonesia.
Selain itu, Adi Culla meyakini jika program IYL-Cakka di Pilgub Sulsel, khususnya tentang subsidi pendidikan 1,5 triliun per tahun manfaat dan targetnya bisa direalisasikan dengan baik.
Alasannya, di samping IYL dan Cakka punya kemampuan merealisasikan program itu, juga hitungan dan targetnya realistis sesuai aturan perundang-undangan yang ada.
Menurutnya, program seperti ini menarik untuk ditunggu guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kita di Sulsel secara merata.