Resensi: Mengurai Angan Secara Ringan
Judul Film: Melawan Takdir
Penulis: Addange
Editor: Abhy
Judul Film: Melawan Takdir
Genre: Drama
Durasi: 90 Menit
Sutradara dan Produser: Quraisy Mathar
FILM Melawan Takdir, diangkat dari Otobiografi Motivasi karya Hamdan
Juhannis dengan judul yang sama. Buku Melawan Takdir sendiri menuai
sukses sebagai buku bacaan motivasi di kalangan pendidik, siswa, remaja
dan masyarakat umum.
Film
ini telah diputar serentak di studio XXI dan 21 pada bioskop tanah air
tanggal 19 April 2018 dan bertahan di bioskop-bioskop Makassar selama
satu setengah bulan. Film yang bercerita tentang masa kecil Hamdan,
ditinggal mati bapaknya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling.
Hamdan bersama keluarganya hidup di gubuk kecil di kampungnya bersama
dengan saudaranya, yang harganya Rp. 5000.
Pergumulan
hidupnya ditandai dengan keterbatasan ekonomi keluarganya, yang
bertumpu pada ibunya yang buta huruf dengan hanya mengandalkan pekerjaan
menenun sarung.
Hamdan
kecil terpaksa ikut membantu ibunya, sekolah sambil menjual kue dengan
cara menjajakannya dari kelas ke kelas. Perjuangan Hamdan berlanjut
sampai berusaha meninggalkan kampungnya di Bone, menuju Makassar, sambil
menjadi buruh bangunan. Modal prestasi kuliah yang membawanya bisa
mendapatkan beasiswa S2 ke Canada dan S3 ke Australian National
University, dan setelah kembali ke tanah air, menyandang predikat Guru
Besar dengan usia 'kira-kira' 37 Tahun.
Sisi
menarik film ini adalah setting yang mempermainkan rasa secara
bergantian, kesedihan dan kekonyolan. Film ini sejak awal sudah
menyesakkan dada penonton dengan alur cerita sakit dan meninggalnya Ayah
Hamdan dalam situasi kehidupan yang sangat memprihatinkan. Sisi
kekonyolannya terlihat pada prilaku keluncuan anak anak kampung yang
hidup secara alamiah dengan suasana desa yang mempesona. Dialognya
lepas dan berdialek khas, semakin menambah kelucuan film.
Kisah
Hamdan berhasil tergambarkan sebagai sosok yang hampir mengalami
kesempurnaan akan ketiadaan. Memiliki kehidupan di bawah garis
kemiskinan, tumbuh sebagai anak yang kurang memiliki asupan gizi,
musibah beruntun yang dialaminya yang tidak terlepas dari kelemahan
fisiknya. Hamdan pun menempuh pendidikan tanpa kelengkapan data hidup.
Tanggal kelahiran yang tidak jelas karena kelahirannya dibandingkan
dengan tinggi pohon kelapa di dekat gubuknya.
Pemaknaan
Melawan Takdir dari film ini ada pada perjuangan Hamdan yang melawan
persepsi takdir dari masyarakatnya di mana dia tumbuh, yang sering
membatasi takdirnya dari awal. Hamdan melawan persepsi takdir yang
sering membuat kandas sebuah mimpi. Dalam pidato Guru Besarnya yang
tanpa membaca teks, Hamdan mencontohkan dirinya sebagai orang yang lepas
dari kungkungan sosial kehidupan pada masa perjuangannya; orang miskin
dilarang sakit dan dilarang sekolah tinggi.
Film
ini sangat layak untuk ditonton, menyajikan cerita pendidikan dengan
cara berbeda. Mengurai angan dengan cara ringan. Mengaduk rasa dengan
cara yang tak biasa. Film ini hasil nyata dari perjuangan sineas
lndonesia menghadirkan tontonan yang menghibur dan mendidik, yang
memiliki kualitas nasional, bahkan internasional.Penulis: Addange
Editor: Abhy