KLIKSULSEL.COM,LUTIM - Kabupaten Luwu Timur (Lutim) terkenal dengan sumber daya alam nya yang melimpah, hingga investor asing berlomba-lomba menanam investasi, demi untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi di wilayah bergelar Bumi Batara Guru itu.
Namun hasrat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lutim, yang menginginkan masyarakat hidup sejahtera dengan melimpahnya sumber daya alam tidak berbanding lurus dengan realita yang terjadi didalam kehidupan masyaraka.
Seperti Bahrun misalnya, petani di Desa Balambano mendiami rumah warisan dari orang tuanya terlihat sangat memprihatinkan, dimana rumah yang berlantai tanah, berdinding papan sudah lapuk dengan kondisi atap bangunan menyisakan rangka bambu bekas anyaman daun pelepah sagu.
Bukannya tidak punya keinginan untuk mengganti atap rumahnya yang telah hancur dan terlihat hanya ditempel terpal bekas, namun karena kehidupannya sebagai seorang petani, yang hasil kebun kakao miliknya yang hanya menghasilkan 3 kilogram setiap kali panen.
Hasil itu tentunya tidak cukup untuk membeli atap, terlebih lagi karena harga kakao setiap harinya mengalami penurunan, sehingga makin sulit memperbaiki rumah nya.
Bahrun hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini, selain tidak punya penghasilan selain bertani dirinya juga mengaku sudah bosan menunggu janji dari pemerintah desa yang katanya ingin membantu.
Dan menurut Bahrun dan istrinya, mereka sudah pernah memberikan surat permohonan yang diserahkan ke pemerintah untuk bantuan alat-alat rumah tangga namun hingga saat ini belum juga terealisasi.
“Saya pasrah saja pak dengan keadaan saya dan istri yang penting air hujan tidak membasahi tempat tidur kami. kalau masalah air hujan kelantai itu sudah biasa bagi kami.” kata Bahrun.
Kepala desa (Kades) Balambano saat dikonfirmasi berkilah, bahwa keluarga Bahrun telah dimasukkan dalam daftar penerima manfaat bedah rumah dari Pemkab Lutim, namun terkait belum direalisasikannya bantuan tersebut, dirinya tidak tahu menahu karena hal itu aparat desa Balambano melalui kepala dusun dan kasi pemerintahan desa Balambano yang menanganinya.
“Setahu saya, keluarga Bahrun yang ditawaki dusun Balambano itu sudah terdaftar sebagai penerima manfaat bedah rumah dari kabupaten tapi mengenai kapan terealisasi saya juga kurang tau karena itu ditangani oleh kepala dusun dan kasi pemerintahan desa,” ucap kades balambano.
Dilain sisi, keluarga Bahrun berharap agar kiranya pemerintah bisa memperhatikan kondisi bangunan rumahnya karena apabila hujan,air masuk kedalam rumah membuat becek lantai tanah dalam rumah miliknya itu.
Penulis: Aco
Editor: Abhy