Poto bersama peserta pementasan seni dan dialog |
Dialog yang menghadirkan empat orang Narasumber tersebut mengangkat isu politik dalam berbagai perspektif, yakni Atthariah Nas Direktur JADI Sulsel, Herwanita Komisioner KPID Sulsel, Salma Tajang Direktur LSKP Dan Mutmainnah ketua Fatayat NU Makassar.
Atthariah Nas dan Salman Tajang banyak mengungkap data dan fakta terkait posisi perempuan dalam pusaran politik, baik dari sistem politik, Regulasi, Peyelengaraan dan keterwakilan perempuan di panggung politik.
"Perempuan harus mengambil bagian dari dalam perhelatan demokrasi di Indonesia, tidak hanya soal kuantitas partisipasi tapi bagaimana kualitas peran perempuan dalam mensukseskan dan mengantar hasil demokrasi yang bermartabat dan berperspektif gender" Ungkap Athhariah Nas dari Jaringan Demokrasi (JADI) Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Herwanita Komisioner KPID Sulsel sekaligus mantan sekjend Kopri PB PMII Periode 20111-2013 tersebut mengungkapkan bahwa organisasi mahasiswa perempuan khususnya KOPRI adalah kawah Candradimuka Kader perempuan, sehingga prosesnya mampu melahirkan kader yang otonom dan memiliki kompetensi dan mampu berkompetisi diranah manapun.
"Gerakan Perempuan hari ini sudah harus melakukan percepatan pada kompetensi nalar pengetahuan dan arah gerak, kemajuan tekhnologi dan konveregensi media yg semakin pesat harus menjadi alat gerak untuk melakukan perubahan pada apa yg diperjuangkan perempuan dalam berbagai sektor " tambahnya.
Harlah KOPRI Ke 51 tersebut di hadiri puluhan kader KOPRI Cabang Gowa dan Lintas organisasi Cipayung Plus Kab. Gowa dan Sulawesi Selatan, Pegiat Pemilu, aktivis perempuan dan Ormas perempuan.
Penulis: Abrar
Editor: Abhy