Siswa SMA 14 WAJO untuk turut berpatisipasi dalam kegiatan ECOBRIC yang digagas di Desa Lompoloang Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. |
KLIKSULSEL.COM,WAJO - Penduduk Indonesia rata-rata menyumbang sampah 2 kilogram per hari yang terbagi menjadi sampah organik dan non organik. Hal ini tentu memunculkan masalah karena tidak semua sampah khususnya sampah non organik dapat terurai oleh alam.
Bahkan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar dapat terurai alami oleh alam. Baru baru ini komunitas ECOBRIC di Wajo menawarkan solusi, yaitu dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.
Kegiatan ini di inisiasi oleh pemuda yang tinggal diujung paling Utara kabupaten Wajo, Suhasmin mengajak Siswa SMA 14 WAJO untuk turut berpatisipasi dalam kegiatan ECOBRIC yang digagas di Desa Lompoloang Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
"Kegiatan ini saya inisiasi karena prihatin terhadap kondisi sampah plastik yang berdampingan dengan kita. Masyarakat rata rata memilih membakar sampah yang justru menambah polusi udara apalagi dengan memilih sungai atau selokan sebagai tempat untuk membuang sampah,"ujar mantan ketua Hipermawa Pusat itu.
Suhasmin juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo dapat lebih serius memperhatikan persoalan lingkungan sesuai amanah UU No.32 tahun 2009.
Sementara itu pembina Kesiswaan SMA 14 Wajo, Eka sangat mengapresiasi kegiatan ECOBRIC. Menurutnya, itu merupakan solusi baru yang juga dapat membantu ekonomi masyarakat.
"Kami dari pihak sekolah bersedia mensinergikan kegiatan bertema lingkungan sehingga siswa juga lebih dapat menghargai lingkungan hidup yang mereka tempati," kata Eka.
Berdasarkan data yang diungkapkan Wakil Bupati Wajo Haji Amran SE di kegiatan Indonesia Bersih Sampah 2025, kenaikan mencapai 345 ton sampah dari tahun sebelumnya sehingga diperlukan aksi preventif guna mengatasi masalah sampah khususnya di Kabupaten Wajo.
Laproan: Ichal Mahendra