KLIKSULSEL.COM,LUTRA - Cerita pilu seorang anak yang selamat dari hantaman Banjir bandang yang menerjang enama (6) kecamatan di Masamba Luwu Utara (Lutra) sepekan yang lalu.
Meski dirinya terselamatkan, ironisnya sang ibu tidak dapat menyelamatkan dirinya dari derasnya air becampur gulungan lumpur dan pepohonan yang tumbang akibat banjir bandang itu.
Alika bersama saudara dan ayahnya tidak dapat berfikir panjang lagi saat mendengar teriakan orang-orang disekitarnya dan suara gemuruh derasnya air sungai yang berada disamping rumahnya. Mereka sekeluarga langsung berlari keluar dari rumah untuk mencari titik yang aman.
Kaget dan panik, mereka tak sempat lagi menyelamatkan barang berharga yang mereka miliki, mereka hanya berlari dengan pakaian di badan.
“Yang aku fikir saat itu bagaimana caranya bisa sampai ditempat yang paling aman bersama keluarga saya agar terhindar dari hantaman banjir” ucap Alika Jum’at 17 Juli 2020.lalu
Alika mengisahkan, bahwa selama hidupnya tak pernah berlari sekencang itu, ia terus berlari kencang sambil menangis, hingga dia mencapai titik yang aman.
Saat tiba di tempat yang aman, Alika terus menangis mencari kedua orang tua dan saudaranya. Alika pun menemukan Ayah dan saudaranya.
Air mata Alika tidak sampai disitu, karena belum menemukan ibunya (Annisa), diapun berusaha mencari ibunya ke tempat-tempat orang mengungsi namun tak juga menemukan sang ibunya itu.
“Saya dan Ayah sudah mencari ibu ketempat-tempat pengungsian dan melaporkan ke Posko Induk penanganan banjir bandang Luwu Utara tapi belum ada tanda-tanda keberadaannya” curhatan Alika sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya.
Hingga akhirnya air mata Alika mengucur deras membasahi pipinya itu, setelah mendapat kabar dari Posko Induk kalau sang ibu tercinta telah ditemukan tertimbun lumpur dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.
Ibu, ibu, teriak Alika ketika melihat mayat ibunya yang sudah kaku di tempat penyimpanan jenazah korban banjir bandang Luwu Utara.
Ia tak bisa berkata-kata lagi hanya menangis sampai akhirnya dia ditenangkan oleh ayah dan keluarganya.
Banjir bandang yang memporak porandakan Luwu Utara, menghancurkan ribuan rumah hanya dalam hitungan menit, rumah Alika pun lenyap bagaikan ditelan bumi.
Alika tak melihat lagi bangunan rumahnya dimana ia biasa bermain dengan saudara dan teman-temannya yang terlihat hanyalah hamparan lumpur bercampur puing-puing bangunan.
Pasca banjir bandang Alika bersama dengan saudara dan ayahnya mengungsi kerumah keluarganya yang jauh dari tempat tinggal sebelumnya.
Ribuan rumah di 6 Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara ditenggelamkan Lumpur bercampur pasir.
Hingga saat ini sudah puluhan lebih orang yang ditemukan dalam keadaan meninggal
Warga yang selamat kini belum bisa berbuat banyak karena rumahnya tertimbun dan hancur tertimbun tana dan pasir serta pepohonan.
Laporan: Haeruddin