KLIKSULSEL.COM,LUTRA - Banjir bandang yang melanda kabupaten Luwu Utara sejak Minggu Malam 12 Juli 2020 juga berimbas dibeberapa desa di kecamatan Baebunta Selatan. Salah satu desa yang mendapatkan dampak cukup parah adalah desa Wara Kecamatan Baebunta Selatan Kabupaten Luwu Utara.
Dari informasi yang dihimpun pewarta terdapat 5 titik terparah diareal desa tersebut yakni dusun Durian Bela, Wae rinni, Labowu, Rakki-Rakki dan Lawowu
Kepala Desa Wara Basruddin Bahar yang ditemui dilokasi banjir di desa Limbong Wara mengungkapkan keprihatinannya terhadap warganya yang terkena dampak banjir.
"Yah, kami didesa Wara ini juga kena dampak yang cukup parah, ada 5 dusun disini yang terendam. Yang susah disini karena akses jembatan yang terputus sehingga bantuan agak sulit tersalurkan, kita harus naik perahu kurang lebih 1 jam itupun kita baru tiba didesa Limbong Wara. Untuk masuk ke-5 titik yang terendam banjir harus menempuh medan yang cukup parah lagi, sehingga kami sarankan relawan untuk mendrop saja bantuannya disini (desa limbong wara-red) biar nanti kami yang salurkan". Ungkapnya
Lebih jauh dirinya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarkan kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah menyalurkan bantuan kepada warganya.
"Kami sudah maksimal dalam membantu warga kami, sejak awal banjir kami sudah dilokasi. Namun diluar dari batas kemampuan kami ada bantuan yang masuk. Sehingga saya selaku pemerintah desa mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh relawan dan lapisan masyarakat yang telah membantu meringankan beban warga saya yang terkena dampak banjir" tambahnya
Dari pantauan media ini selain air yang menggenangi rumah warga di 5 dusun yang terdampak, juga terdapat tumpukan kayu yang menyulitkan warga untuk beraktifitas bahkan beberapa akses jalan yang biasanya dilalui oleh warga kini tertutup.
Sementara itu, untuk akses menuju lokasi banjir Desa Wara Kecamatan Baebunta Selatan dapat melalui 2 jalur yakni jalur kabupaten Lamasi ataupun melalui kecamatan Malangke. Kedua akses tersebut untuk sampai kelokasi tujuan harus melewati aliran sungai dengan memanfaatkan baggok atau katinting sebagai alat transportasi.
