KLIKSULSEL.COM,LUTIM--Sebelumnya diberitakan diduga dampak aktivitas PT. Vale Indonesia Tbk, puluhan petani sawah gagal panen di Dusun Kawasule, Desa Pongkeru, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Tercatat 52 warga petani sawah itu merugi karena padi miliknya terendam banjir dugaan berasal dari luapan Air DAM PLTA Larona sehingga masuk ke lahan pertanian warga.
Akibat banjir itu sejumlah petani mengadu dan meminta terhadap PT Vale untuk bertanggung jawab atas kerugiannya. Hal itu dikatakan Benyamin Den salah seorang petani.
"pihak PT Vale sudah berjanji akan memberikan kompensasi waktu itu, tetapi sampai saat ini belum ada penyelesaiannya sudah hampir setahun".ungkap Benyamin.
Bukan hanya itu, dugaan masyarakt akibat bentangan pipa minyak PT Vale sejak puluhan tahun terpasang melintang di sungai Desa Pongkeru sehingga arus air berubah menjadi pemicu longsornya tanah warga dibeberapa titik.
Menanggapi keluhan warga Aksan SH sebagai Pemerintah Desa (PEMDES) bersama masyarakat Desa Pongkeru sempat menghentikan kegiatan kontraktor PT Vale yang beraktifitas di Desa Pongkeru. Pada Jumat 4/6/2021 yang lalu. Itu dilakukan guna memanggil pihak terkait dalam hal ini PT Vale.
Setelah kejadian itu, dikatakan warga petani, Benyamin Den, salah satu staf dari PT Vale saat itu menghubungi lewat telepon bahwa pencairan itu tidak akan lama lagi sudah 75% dan akan dirampungkan sementara dalam proses.
"Iya belum ada, waktu hari hanya dijanji lagi sampai sekarang sudah berapa bulan hilang lagi kabarnya", jelas Benyamin Den, saat dihubungi. Minggu,12/9/21.
Atas keluhan masyarakat selaku Pemerintah Desa (PEMDES) Pongkeru dan Forum Pemuda Pongkeru (FPP) kembali melayangkan undangan terhadap managemen PT Vale. Namun tidak direspon seakan tidak menghiraukan keluhan masyarakat.
Itu dibenarkan Aksan Kepala Desa Pongkeru saat dikonfirmasi. Minggu 12/9/21 kami dan Forum sudah mengirimkan undangan secara resmi terhadap PT Vale melalui kontraktornya tetapi tidak satupun pihak PT Vale yang hadir.
"Kita sudah mengirimkan undangan untuk membahas di Aula kantor Desa Pongkeru terkait permasalahan dengan warga namun tak ada perwakilan satupun yang hadir dari PT Vale". Kata Aksan SH Kepala Desa Pongkeru.
Selain itu,Amir Asri, selaku Ketua Forum Pemuda (FPP) Desa Pongkeru Menyayangkan manajemen PT Vale yang tidak menggubris undangan pemerintah setempat dan perwakilan masyarakat.
Menurutnya, PT Vale harus bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan, sebagaimna janji PT Vale sebelumnya kehadirannya dibumi Batara Guru akan berkomitmen terhadap masyarakat diwilayah pemberdayaannya namun rupanya PT Vale seperti ini, jelasnya.
"Kurang lebih 50 tahun pipa minyak PT Vale melintas diwilayah Desa Pongkeru namun belum ada terlihat kontribusi dari PT Vale,bahkan sudah jelas petani yang dirugikan pihaknya seakan kurang diperhatikan ,kita menunggu dalam waktu dekat ini jika PT Vale tidak ada keseriusannya maka kita akan hentikan kegiatanya di mangkasa point". Ujar, Amir.
Bukan hanya keluhan para petani, Lanjut Amir, bahkan dikabarkn terkait kontraktornya dari luar Sulawesi yang menggunakan tenaga kerja dari luar Sulawesi. Tanpa konfirmasi pemerintah setempat,seharusnya mereka menggunakan tenaga kerja lokal bukan dari luar,sambungnya.
Diketahui PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) merupakan perusahan tambang memiliki pabrik smelter pengolahan nikel terintegrasi yang terletak di Blok Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dilansir dari situsnya PT Vale memiliki Pabrik di Sorowako tiga tanur pengering berbahan bakar minyak, lima tanur pereduksi berbahan bakar minyak, empat tanur listrik, dan tiga converter Pierce-Smith, membangun dan memelihara infrastruktur pendukung yang mencakup fasilitas pelabuhan dan jalan.
Selain itu, PT Vale memiliki terminal bahan bakar minyak di Mangkasa Point dan mengoperasikan tiga fasilitas pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas rata-rata 365 megawatt (MW). Yang terletak diberapa titik di Kabupaten Luwu Timur.
Jika melihat dari itu, PT Vale Indonesia tbk adalah perusahaan terbesar yang beroperasi di Bumi Batar Guru. Namun dibalik itu nampaknya masi banyak masyarakat diwilayah pemberdayaannya mengeluh dengan dampak dari aktifitasnya.
Awak media berusaha menghubungi nomor External PT Vale namun tidak dapat dihubungi, hingga saat ini diterbitkan berita belum mendapat keterangan secara resmi dari pihak PT Vale Indonesia.
Laporan: Haeruddin