KLIKSULSEL.COM,BULUKUMBA - Bukan hanya Ramli Sp, sekarang giliran Abdul Salam ketua buruh Balombessie kembali menuai kritikan pedas dari pekerja perkebunan karet PT.Lonsum di Bulukumba Sulawesi Selatan.
Hal itu terjadi lantaran sang ketua membatalkan aksi mogok kerja secara sepihak yang akan dilaksanakan pada Selasa 7 September sampai dengan Rabu 9 September 2021.
Sebelumnya Abdul Salam berkoar-koar serukan mogok kerja (moker) kepada buruh perkebunan karet jika tuntutan bonus karyawan tahun 2020 PT.Lonsum tak dibayarkan.
Bahkan dalam surat yang dilontarkan ke menejemen akan mengancam melakukan aksi mogok kerja.
"Bila dalam waktu 7 (Tujuh) hari tidak ada tanggapan positif dari pihak management, maka itu bermakna management memaksa pekerja untuk melakukan aksi, yang akibatnya akan merugikan semua pihak," bunyi dalam surat.
Tak hanya itu, Abdul Salam juga menuai kritikan lantaran status jabatannya yang belum sah sebagai ketua buruh di Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SP.PP SPSI) di Pengurus Unit Kerja (PUK) Balombessie. Namun sang ketua yang belum dilantik ini tak mau berkomentar atas keputusannya membatalkan mogok kerja itu.
Praktisi dan aktivis Bulukumba Basri Lampe mengatakan, isu moker sudah 100%, tetapi menjadi moker 0%. Ia menilai Abdul salam menelantarkan anggotanya.
"Beginikah induknya (ketua) menelantarkan anaknya (buruh).
Hari ini bilang A, besok bilang B sehingga hasilnya 0 (Nol besar) " kata Basri Lampe, Selasa (7/9/2021).
"Kasian saja dengar keluarga selaku karyawan di rumah, Dia bilang apakah hari ini jadi moker? Ada bilang jadi moker ada bilang tidak jadi," tulisnya.
Tak hanya itu, menurut advocad ini, seharusnya moker tetap berjalan karena sudah berkekuatan hukum tetap.
"Dan hari ini juga diputuskan bersama pihak pimpinan apakah moker dilanjutkan sampai besok dan lusa atau tidak," ucap Basri.
"Kalau tujuan moker hari ini tercapai maka turun kerja besok, kalau belum, iya jangan dulu. Dan saya kira putusan itu sudah berkekuatan hukum tetap, sudah inkracht, apanya lagi. Mau diuji?" tegas PP IMM ini.
Tak Hanya itu, jebolan aktivis mahasiswa UMI ini juga mengingatkan ketua PUK, untuk melakukan tugasnya dengan baik, ia menyarakan untuk mengonsolidasikan atau memperkuat hubungan persatuan antara buruh di Bulukumba.
"Sekali lagi saya ingatkan kepada ketua PUK lakukan tugasnya dengan baik, konsolidasikan degan baik sama anggota PUK sehingga hasilnya baik untuk buruh.
"Tapi kalau lagi lagi ketua dan pengurus PUK belum dilantik, iya itu belum sah sebagai pengurus. Jadi diharapkan, selama pengurus PUK belum dilantik seharusnya jangan ada potongan iuran dulu yang 5 ribu itu per karyawan," tukas dia.
Senada, Asdar Sakka pemerhati buru dan tani Bulukumba juga ikut menambahkan, jika katua ketua buruh baik di pengurus cabang (PC) beserta pengurus Unit Kerja (PUK) di Bulukumba mengambil keputusan yang salah.
Ia menilai, bahwa tripartit yang diadakan oleh Disnaker, PT.Lonsum dan Serikat Pekerja Senin (16/9) ini terkesan dadakan. Menurutnya kuat dugaan untuk membatalkan aksi moker jelang sehari.
"Ada apa tiba tiba aksi moker batal jelang sehari, padahal aksi moker itu sudah sah, mestinya serikat buruh tolak undangan tripartit ini, nanti setelah moker baru berunding lagi," katanya.
"Serikat buruh ini terkesan selingkuh dengan pihak menejemen, ada apa coba, ataukah lemahnya ketua dalam berdiplomasi sehingga dengan mudah di intervensi," kata Asdar lagi.
"Ah sudah lah jangan lagi di persoalkan itu saudaraku. Yang jelas pak Salam sudah jadi warga negara yang baik karena taat aturan pemerintah," timpal Andi Syarifuddin Senior Mandor.
Selain itu pengurus PC SP.PP SPSI Kadir Baido juga ikut mengomentari atas gagalnya moker ini, dirinya berujar sang ketua tidak paham di organisasi.
"Kalau orang paham betul itu pak ukki tapi kan tidak paham untuk berserikat, makanya yang salah adalah yang terima masuk calon. Lagian pada waktu itu seolah olah orang baru mau berserikat karena tidak mengikuti aturan AD/ART," kata Kadir Baido.
Sebelumnya Kadir yang dikenal vocal ini juga perna melontarkan pernyataan kontroversi bahwa sang ketua buruh hanya sebagai lambang di serikat pekerja.
Hingga berita ini diterbitkan belum ada pernyataan resmi dari ketua Serikat Pekerja baik dari pengurus cabang maupun tiga PUK yang ada di Bulukumba. KlikSulsel mencoba meminta tanggapan kepada ketua namun hasilnya nihil. Bahkan seolah alergi dengan wartawan.
Laporan : Ewin