KLIKSULSEL.COM,WAJO - Dalam rangka pelaksanaan Festival Tenun Tradisional Bugis, Wadjo Foundation menghimpun 100 orang penenun walida dari tiga desa di kecamatan Majauleng (Desa Tosora, Desa Tajo, dan Desa Tellu Limpoe) untuk menghasilkan 100 motif tenun tradisional Bugis Wajo. Dari 100 motif akan dihasilkan 200 lembar sarung.
Kegiatan ini dimulai dari identifikasi motif, dan penenun, tahap penenunan, dan pameran. Priangga Adipati selaku manajer program mengungkapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan festival ini adalah mengidentifikasi dan mendokumentasikan motif tenun yang ada di kabupaten Wajo dalam rangka pelestarian tenun tradisional Bugis Wajo sekaligus menjadi cikal bakal museum tenun tradisional bugis di Kabupaten Wajo.
Mursyidin atau akrab dengan sapaan Kak Din yang akan tampil sebagai salah satu narasumber dalam Talkshow mengatakan bahwa motif tenun yg ada di Wajo perlu diidentifikasi, didokumentasikan, dan difasilitasi oleh stakeholder terkait untuk mendapatkan pengakuan berupa Hak Kekayaan Intelektual dan hak Paten.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Tahun 2021 oleh Kementerian Pendidikan, Pendidikan, dan Riset Teknologi Republik Indonesia. Festival Tenun Tradisional Bugis terdiri dari beberapa item kegiatan diantaranya:
1. Pameran Hasil Tenun dan Motif Terdahulu
2. Talk Show dengan tema "mengangkat tenun Bugis tradisional"
3. Pemutaran Film Dokumenter "Lipa Sabbe"
4. Pertujukan Seni (tari tradisional, orkes toriolo, dan musik etnik modern)
kegiatan festival Tenun Tradisional Bugis berlangsung dari tanggal 27-28 November 2021 di Saoraja Latenribali Kompleks Rumah Adat Atakkae.