KLIKSULSEL.COM,LUTIM - Bertepatan dengan sorotan publik terkait air keruh merah kecoklatan di Daerah Aliran Sungai (DAS) diwilayah Desa Pongkeru hingga muara Sungai Malili, Kecamatan Malili, Luwu Timur.
Sontak saja beredar video warga yang mengaku pekerja pencari getah kayu damar menemukan diduga aktivitas Ilegal logging. Lalu merekam pembalakan liar telah terjadi di kawasan hutan Landau wilayah Desa Pongkeru, Kecamatan Malili.
Dari penelusuran informasi dihimpun media ini, diambil dari beberapa keterangan warga setempat mengatakan bahwa rekaman video yang beredar itu, direkam warga Desa Pongkeru yang dikenal dengan nama sapaan Ambe Edy.
Dokumentasi video yang tersebar ini ia rekam pada tanggal 25 Agustus 2021 lalu. Namun baru saja mencuat di Media Sosial Facebook pada hari jumat tanggal 25 November 2021. Isi dalam rekaman video itu terlihat satu unit alat berat (Exavator) sedang berjalan diarea hutan.
Dalam video itu ia menyebut nama-nama beberapa pejabat seperti Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur dan UPT KPH Larona-Malili dan beberapa nama yang lainya juga ikut disebutkan.
"Ini mi ku dapat pak Mandar, ini masyarakat orang tidak digaji ini, pak Sri pak Bahar, Agung ini mi Andi Tabacina ini mi Nasir e, ini mi hasilnya bapak, ini mi na temukan bapak, bukan orang digaji ini yang temukan masyarakat ini pa damar ini orang tidak sekolah na ini mi", sebutnya saat dokumentasi rekaman vidio berlangsung.
Sementara itu, Andi Tabacina Ahmad Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur yang ikut disebut namanya dalam Vidio itu diminta tanggapannya media ini. Minggu (28/11/21). Dirinya mengatakan berterimakasih terhadap warga yang telah memberikan informasi terkait dengan menjaga lingkungan.
"Berterima kasih kepada Ambe Edy atas informasi melalui videonya, dan berharap ada info-info susulan dari warga lain yang mengetahui adanya kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan adalah kewajiban semua orang", kata Andi Tabacina.
Lebih lanjut ia mengatakan "yang akan dilakukan adalah mencoba mempelajari pola alirannya, apakah aktivitas ilegal logging dalam video itu terkoneksi dengan DAS Pongkeru/Sungai Malili, sehingga bisah menyimpulkan apakah itu salah satu kontributor kekeruhan sungai Malili atau bukan.
"Paling tidak membuka mata semua orang bahwa penyebab kekeruhan tidak tunggal, penanganannya harus komprehensif dan lintas sektor, provinsi dan pusat, yang punya kewenangan terkait hutan dan tambang kami harapkan turun menyelesaikan urusan ini, dan bagi para kontributor kekeruhan berkewajiban segera melakukan pemulihan lingkungan yang rusak ," imbuhnya.
Laporan: Haeruddin