Iklan

Iklan

Haji yang Terstruktur

Sunday, June 23, 2024 WIB Last Updated 2024-06-23T15:10:35Z




Oleh:
Hamdan Juhannis
Anggota Tim Monev Haji 2024

Saya ingin berceloteh tentang petugas haji yang terstruktur, bukan struktur petugas haji, karena menurutku berbeda. Struktur petugas haji lebih bersifat di atas kertas atau di dena yang digantung di dalam ruangan, di sana tertulis ketua atau koordinator dan seterusnya ke bawah.

Pembicaraan saya adalah tentang petugas haji yang terstruktur. Ini lebih menarik ditelisik karena bersifat fungsional, operasional, adanya di lapangan atau di arena. Mencermati pelaksanaan Haji tahun 2024, ada sajian rasa ketakjuban bagaimana struktur itu bergerak dengan dinamis pada relnya masing-masing.

Mari mengambil contoh dengan membedah pada petugas di lapangan. Pada pelaksanaan haji di Mekah, daerah yang ditempati jamaah haji terbagi dalam beberapa sektor. Peristilahan Sektor ini berasal dari pembagian kawasan atau daerah yang ditempati jamaah haji. Di Sektor ini pula juga berdasar dari pengelompokan jemaah berbasis embarkasi penerbangannya. Misalnya, di Sektor Satu yang berada di daerah Syisyah, ditempati oleh jamaah yang sebagian besar berasal dari embarkasi makassar yang lebih umum disebut "jamaah UPG".

Hotel yang ditempatinya sudah dilabeli dengan kode sektornya secara berurutan, misalnya sebuah hotel diberi nama "Hotel Indonesia 101", artinya di Sektor satu, Hotel 01. Jadi bila seseorang mencari kerabat atau jamaah, cukup menanyakan nomor hotel yang ditempatinya, dan tidak perlu menghafal nama asli dari hotel tersebut.

Petugas Haji juga menempatkan nomor itu secara berurutan. Jadi kesan pertama yang muncul kalau berada di sebuah sektor adalah serasa berada di kota sendiri, karena di depan hotel terpampang nama dengan jelas, tulisan "Hotel Indonesia" yang disertai dengan photo-photi petugas kloter yang ada di hotel tersebut. Belum lagi di pagi hari kalau berjalan di kloter UPG, kerumunan penjual semakin membuat kita serasa belanja di pasar-pasar tradisional di Makassar.

Jadi sebuah sektor membawahi beberapa kloter yang berada di hotel-hotel tersebut. Di sebuah kloter itu terdapat beberapa petugas yang bertanggungjawab terhadap ratusan jamaah. Ketua kloter didampingi oleh satu pembimbing haji, dan tiga petugas kesehatan, yang terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat. 

Di kloter tersebut juga terdapat Tim pendamping Haji Daerah (TPHD) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah asal sebuah kloter yang tugasnya memperkuat kerja-kerja kloter. Tim daerah ini berkordinasi setiap saat dengan ketua sektor yang memiliki struktur kerja dan juga berkantor di sektornya masing-masing.

Hal yang ingin kami bentangkan, bahwa dari geliat haji di lapangan sungguh jelas betapa pemerintah berusaha membuat situasi ternyaman bagi para jamaah, tidak merasa menjadi orang asing di tanah suci, selalu merasa "feeling at home". Tujuannya supaya tidak terjadi "homesick" yang bisa berdampak pada tidak fokusnya jamaah beribadah. 

Karena tema haji tahun ini masih berkisar Haji Ramah Lansia, penyediaan ruang kenyamanan bagi para Lansia menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Memberi kesempatan kepada pendamping Lansia untuk mendapatkan porsi haji mengikuti orangtua atau keluarga yang sudah lansia adalah contoh yang sangat konkrit. 

Doktrin bahwa petugas haji harus lebih mendahulukan pelayanan dibanding melaksanakan ibadah haji juga hal yang tidak bisa ditawar. Pelayanan adalah tugas utama, berhaji adalah bonus. Petugas yang tidak disiplin dan tidak menjalankan fungsinya juga sudah pasti berhadapan dengan sanksi oleh organ khusus yang dibentuk oleh penyelenggara haji pusat. Jargon yang berkembang di kalangan petugas haji di lapangan adalah "mengajak yang muda untuk melayani yang tua," sekaligus menetralkan plesetan "melayani yang tua, menyayangi yang muda". Itulah haji yang terstruktur, bukan sebatas struktur haji.


Komentar

Tampilkan

  • Haji yang Terstruktur
  • 0

Terkini

Topik Populer

Iklan